Selasa, 08 Januari 2019

Salah Jalan Salah Tujuan

Salah Jalan Salah Tujuan Ada cerita horor yg dulu sering kita dengar dari zaman kita kecil, anak anak sedang bermain petak umpet bersama teman temannya, karena terlalu semangat sehingga dia gak sadar sudah tersesat jauh di dalam hutan. Yang akhirnya membuat dia gak tau lagi kemana arah jalan pulang. Gelisah, khawatir dan takut akan kemana arah jalan pulang yg akan ditempuh Sama hal nya seperti hidup ini saudaraku. Jangan sampai kita menjadi salah jalan untuk menemukan tujuan hidup kita sebenarnya, yg ternyata saat ini kita bukan sedang menuju Allah untuk menjadi hambaNya Allah, malah menjadi Hamba nya dunia yg super sibuk dengan semua aktifitas keduniaan kita selama ini. Bagaimana tanda tanda nya jika kita menjadi hamba nya dunia? Ketika sibuk dengan aktivitas keduniaan kita, saat adzan berkumandang kita tidak ingin bergegas memenuhi panggilan adzan tersebut. Kita sudah merasa biasa mengacuhkan panggilan Allah yg agung, yg maha pemberi solusi. Kita sering menempatkan sholat hanyalah penggugur kewajiban saja. Kita menyisakan waktu untuk Allah hanya lah di sisa sisa wktu kita. Ketika meeting dengan atasan sudah selesai, barulah kita jalankan sholat walaupun waktu nya sudah hampir masuk waktu sholat berikutnya. Dengan alasan menjaga profesionalisme kita. Sepakat, jika kita bekerja harus profesional. Namun ada profesionalisme yg paling wajib kita junjung tinggi, yaitu profesionalisme kita sebagai Hamba Nya Allah . Jangan sampai kerja yg harus nya bernilai ibadah, menjadi sia sia krna kita tidak memprioritaskan Allah dalam pekerjaan kita. Apakah Allah tidak lebih penting dibandingkan atasan kita? Apakah Allah tidak lebih penting dari perusahaan kita? Benarkah pemikiran seperti ini? Bukankah tujuan kita diciptakan hanyalah utk beribadah kepada Allah? ( QS. Adz Dzariyat: 56 ) Trus dengan mengandalkan kemampuan kita, kita sibuk mencari solusi terhadap permasalahan yg sedang kita hadapi, tanpa pernah benar benar berharap bantuan Allah dalam menyelesaikan masalah kita..? Bukankah mudah bagi Allah jika ingin membereskan semua persoalan hidup kita jika Allah sudah berkehendak? Jangan jangan doa kita selama ini hanya Lipsing , tidak disertai dengan pengharapan penuh untuk dikabulkan. Tanda tanda lain kita sudah menjadi hamba dunia adalah, jika saat kita bangun tidur pertama kali, yg kita ingat bukan Allah, melainkan hal lain selain Allah. Mari saudaraku kita check diri kita masing masing. Manakah yg lebih sering kita lihat, hp kita atau Alqur'an kita? Atau jangan jangan kita gak pernah ada waktu untuk membuka Alqur'an? Padahal semua solusi hidup lengkap dijelaskan di Alqur'an. Hadist Qudsi : Dari Abu Hurairah RA, ia berkata Nabi Muhammad SAW bersabda, Allah berfirman, wahai anak Adam, sempatkanlah diri kalian untuk beribadah kepadaku maka akan kupenuhi dadamu dengan kekayaan dan aku tutupi kefakiranmu, dan jika engkau tidak melakukannya, aku akan penuhi dadamu dengan kesibukan dan aku tidak akan menutupi kefakiranmu (HR Ahmad, issamudin as sababati jamiul ahadisil qudsiyyati, jilid 3 t.t : 296-297) Sebelum semua nya terlambat, yuk kita renungkan apa yg kita cari sebenarnya di dunia ini. Apakah keberkahan? Cinta nya Allah? Atau hanya semata mata harta kekayaan dunia? Jabatan? Pengakuan?pujian?eksistensi? Dan ketahuilah saudaraku, jika engkau hadapkan hidup mu untuk mengejar dunia, sejatinya ia hanya akan menjadi kebahagiaan semu nantinya. Ketika semua tujuan itu sudah kita capai, ternyata kebahagiaan sejati tetap tidak pernah kita dapatkan. Sudah berapa banyak kasus orang kaya raya yg harus mengakhiri hidup nya dengan bunuh diri? Jika uang satu satu nya tujuan dan sumber kebahagiaan, harus nya org yg paling bahagia di dunia ini adalah org org yg punya kekayaan luar biasa. Namun tidak demikian faktanya. Selagi masih punya kesempatan utk memperbaiki, mari kita tingkatkan ketaatan kita, kita prioritaskan Allah di atas segala gala nya. Bukan berarti dunia tidak penting, namun cukup letakkan dunia di genggamanmu, jangan letakkan di hatimu. Jadilah hamba Allah yang Peacefull Fighter . Raga bekerja maksimal, namun hati tetap berzikir dan berserah padaNya.

0 komentar:

Posting Komentar